Tuesday, June 16, 2015

Hakikat, Martabat, Dan Tanggung Jawab Manusia



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan atau mengambil tema tentang Manusia (hakikat, martabat, tanggung jawab manusia). Dan harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.
            Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Selamat belajar dan semoga sukses …!!!
Wassalamualaikum Wr.Wb





















Tembilahan,26 Desember 2013



                                                               Penulis




ii
Daftar Isi

Halaman Judul ……………………………………………………………………..………………. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………..…………………….. ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………….. iii
BAB I.  Pendahuluan …………………………………………………………….………........... 1
BAB II.  Isi Bahasan ............................................................................................................. 2
A.    Hakikat Manusia .................................................................................................. 2
B.    Martabat Manusia ............................................................................................... 2
C.    Tanggung Jawab Manusia ................................................................................ 4
BAB III. Penutup.................................................................................................................... 6
Kesimpulan …………………………………………………………………....................... 6
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………...…………... 7

 













iii

BAB I
PENDAHULUAN

Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik. Karena selalu menarik, maka masalahnya tidak pernah selesai dalam artia tuntas. Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi dan menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan batin.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat Al-Qur’an, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung jawab, pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah bertanya kepada  manusia sebagai berikut :  "Apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1] manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, [2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3] manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.



1
BAB II
ISI BAHASAN
v MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.

A.   Hakikat Manusia
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu.


B.     Martabat Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt.


2
 Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses sebagai berikut :
  1. Taubat;
  2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
  3. Merasa miskin diri dari segalanya;
  4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa;
  5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
  6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
  7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
  8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
  9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan kepadaNya;
  10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.







3
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang hamba akan muncul sifat berikut :
  1. Ketenangan jiwa;
  2. Harap kepada Allah Swt;
  3. Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
  4. Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.
C.   Tanggung Jawab Manusia
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda, Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

·         Macam-Macam Tanggung Jawab
a.      Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban dan tanggung jawab masing-masing.

b.      Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.


4
c.       Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.

d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada negara.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.




















5
BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia, yaitu akal, nafsu, dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses tafakur, sehingga manusia dapat menguasai ilmu dan teknologi sebagai pelaksanaan tugas kekhalifahannya, dan manusia mempunyai hakikat, martabat, serta tanggung jawab nya masing-masing. Sementara qalbu yang diarahkan kepada penghayatan firman-firman Allah melalui proses dzikir melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan potensi akal secara terpisah dari qalbu akan melahirkan materialisme yang kering dan hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah dari akal melahirkan mistisisme yang statis dan beku. Karena itu, seluruh potensi yang dimiliki manusia semestinya digunakan secara terpadu. Keterpaduan dalam penggunaan potensi dan tugas tersebut akan mewujudkan sosok manusia yang utuh dan sempurna.
















6
Daftar Pustaka

Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.
Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 
Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Alfabeta.